Bintang di antara Bintang - Aliran Rasa
"Ibu dulu diterima di STAN tapi nggak boleh kuliah sama bapak (kakek). Makanya anak-anak ibu semua saya suruh masuk STAN. Ibu terobsesi sama STAN." Sebuah pengakuan yang terucap tanpa sengaja dari Ibu saya membuat saya (baru) berpikir: mungkin saya menjalani hidup yang (tidak sepenuhnya) saya inginkan. Anak IPA yang suka belajar anatomi tubuh dan dunia flora dipaksa belajar akuntansi dan perpajakan. Sebutlah saya kuliah di STAN karena desakan ekonomi, tapi saya pikir tidak seharusnya begini. Menemukan pendar cahaya pada masing-masing manusia menjadi tantangan terbesar bagi kita. Mungkin pendar kita sendiri pun belum kita temukan secara nyata. Atau ada pendar yang terpaksa meredup karena tidak menemukan celah untuk bercahaya. Tapi cukuplah sampai generasi kita saja yang mengalaminya. Semoga saya bisa terus membersamai anak(-anak) saya mendewasa dengan talentanya, sesuai dengan fitrah penciptaan yang digariskan untuknya. Semoga saya bisa membuka mata dan hati menerima m...