Papandayan: For the First Time in Forever

Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

Alhamdulillaah.. Alaahu akbar!!! Salah satu mimpi untuk menorehkan jejak di puncak gunung sudah semi tersalurkan (Semi? Iya, Cerita lengkapnya di bawah yaa.. :D)

Jadi ceritanya, temen2 kantor lagi pada demen naik gunung. Memang udah ada bibit2 pecinta alam di kantor, tapi belum sampe bikin klub pecinta alam. Paling-paling berangkat 1-2 orang ikut2 kegiatan di sana sini. Nah, baru sekali berangkat a.n. Pecinta Alam PIP waktu 17 Agustus 2014 kemarin, ke Gunung Guntur, Garut.

Berasa ketagihan, temen2 yang udah naik ke Guntur rencanain naik lagi. Kali ini ke Papandayan, yang masih masuk ke wilayah Garut juga. Karena medan yang dirasa cukup aman buat para pemula, temen2 pencetusnya (sebut saja I, A, S, dan D) bikin semacam op-rec buat ajak pegawai2 yang berminat. Ahaa!! Mulailah hasrat dalam diri buat naik gunung yang udah terpendam sejak dahulu kala itu menggeliat-geliat muncul ke permukaan.

So, dengan modal nekat, saya daftarrr bareng 1 temen cewek lagi. Sampai hari H, jadilah komposisi tim kami 6 orang cowok + 2 orang cewek. Pesen dr temen2 cowok: jangan lupa latihan fisik! Hehe oke, karena aku pasti ngerepotin dengan nitipin barang2 berat ke mereka, aku ga pingin nambah payah mereka dg acara pake sakit segala di atas gunung. Akhirnya, setelah sekian lama, mulai jogging lagi lah aku ini. Walopun cita2 setinggi langit, akhirnya cuma terlaksana 2 kali jogging selama 2 minggu persiapan dengan durasi 20 + 30 menit.

Dan akhirnya hari yang dinanti pun tiba. Kami berangkat dari kantor menuju terminal Kp Rambutan pk 22.00. Sengaja memilih waktu malam biar bisa sampe Garutnya sekitar Subuh, jadi ngga perlu cari tempat bermalam. Dari Terminal Garut, kami lanjut ke Cisurupan dengan naik angkot putih-biru. Ini adalah sejenis angkot biasa yg kursinya dimodif sedmikian rupa hingga muat untuk 14 penumpang. Setelah perjalanan sekitar 1 jam, kami sampai di Cisurupan, sempet jajan cakwe yang kata anak2 cowok enak bangeet, perjalanan dilanjut dengan naik angkot pick-up menuju pos pemberangkatan.



Setelah daftar di pos pemberangkatan, kami sarapan berjamaah sama para calon pendaki lainnya. Kayanya menunya jg menu jamaah nih: nasi goreng!!! Sempet mampir2 ke toilet, oles2 sunblock di muka dan badan, poto2 bentar, akhirnya pukul 09.00 kami mulai perjalanan mendaki kami. Chulbal!!!

Perjalanan di 30 menit pertama adalah yang paling menggetarkan jiwa. Huks. Pengalaman pertama naik gunung langsung disuguhi sensasi medan kapur yang terus menanjak dengan hembusan aroma belerang dari Kawah Papandayan. Kata orang, mendaki Papandayan itu banyak bonusnya. Alhamdulillaah, area lapang dengan angin semribit menyambut kami di puncak gunung kapur. Dengan napas ngos2an karena gagal joging maksimal, istirahatlah kami sambil foto2 (lagi).



Lanjut lagii perjalanan mendaki, kali ini medan berbatu dengan sisi kiri tebing dan sisi kanan jurang.. Hebatnya di situ ada pedagang ciloknya!! Ckckck. 30 menit jalan, kami sampai ke lembah yang mengarah ke kali kecil. Akhirnya, nemu jalan turun setelah mendaki satu jam lebih itu, "sesuatu~". Kami beruntung karena aliran air di kalinya ngga terlalu tinggi, jadi kami bisa leluasa lewat dengan berpijak ke batu-batu kali. Iseng dan penasaran banget pingin pegang airnya. Dan, cessss, masyaaAllaah, suegeeeerrr reekk!! Tapi belum bisa dikonsumsi air di situ, karena udah termasuk hilir.

Naik dari lembah, saya yg emang berangkat dalam keadaan kurang fit karena flu, super terganggu dengan pilek yang bikin ngga bisa nafas. Jadi galau, antara mempertahankan masker biar muka ga gosong dan ga kebauan belerang dan debu, tapi megap2 ga bisa nafas karena hidung berair. Akhirnya lepaslah masker muka, diganti dengan lembaran2 tisu. Sempet istirahat agak lama karena kepayahan setelah jalan 100 menitan, kami mulai buka ransum dan *tadaa* ada yang bawa cokelat kurma yang berasa enaaakkk bangeettt dimakan pas lagi lapar dan capek kaya gitu.

Lumayan lama istirahat di situ, perjalanan dilanjut lagi sampe ke pos 2, namanya Ghober Hoet. Kami diharuskan lapor lagi di situ. Dan lagi-lagi nemu mamang2 penjual cilok. Dari Ghober Hoet, kami lanjut lagi, naik kira-kira ngga sampai setengah jam dan alhamdulillah wa syukurillah sampai di Camp Saladah yang weekend itu tampak kaya bumi perkemahan pramuka: rame. Jam 12.10 kami tiba di camp, diriin 2 tenda, masak, sholat, makan. Ga boleh kelamaan leyeh2, karena jam 14.00 kami lanjut lagi ke Padang Edelweis, Tegal Alun.

Menyusuri hutan kremes (ini nama dr kelompok kami, karena keseluruhan hutan ini tananhnya tertutup ranting2 kering yang bersuara "kremes" kalo diinjek), sampai di hutan mati. Ikut saran cowo2 yang pernah ke sini sebelumnya, kami lewat medan yang bernama "tanjakan mamang". Perjalanan plus foto2 sekitar 1 jam, alhamdulillaah sampailah kami di Tegal Alun yang melegenda. Puas2in foto2 ribuan kali dengan ribuan pose, kami sempatin shalat Asar di sana dengan tayamum dan beralas ponco. Ga lama kemudian, kabut mulai turun. Sekitar jam 16.00 kami putuskan buat turun kembali ke camp. (Memang sengaja ngga mendaki sampai puncak, karena menurut temen "puncaknya kurang puncak.")




Tanjakan mamang: medan bergradien 80 derajat sepanjang 30 meter, perjalanan naik ternyata ngga semengerikan perjalanan turunnya. Brrrrrr... Karena takur merosot di jalan bertanah licin, aku sampe duduk merosot di batu2nya. Perjalanan turun cukup kami tempuh dalam waktu 30 menit, sambil ngumpulin kayu bakar dan tetep foto2. Pas turun ini subhanallaah, kaki rasanya udah kaku bangeett. Paha rasanya udah gerak ala robot dan setengah melayang.

Malam di tenda ngga banyak kegiatan. Cewek2 (aku aja mungkin ya) super capek dan badan kaku semua. Masak2 fully done by cowok2 keren PIP. Kami tinggal2 ganti baju, beres2, shaalt Maghrib dan Isya,terus maem deh. Endang gulindang, entah karena super kelaparan atau apa, tapi masakan malem itu fantastic bingits. Jam 9 cewek2 berdua mulai hilang kesadaran hihi. Tenda kami pun dipermak sm cowok2 jadi tempat penitipan tas dan barang2. Simbiosis mutualisme. Tenda mereka jd lebih lapang, tenda kami jadi lebih hangat. Alhamdulillaah overall kami bisa istirahat :)

Paginya kami memang ga ada agenda khusus. Makan dan bersih2, cuss langsung balik. Ah ya, yg perlu jadi catatan adalah sarana MCK. Yah mungkin yang namanya gunung di mana2 memang terbatas MCKnya. Jadwal pulang kami mundur 1 jam karena cewek2nya kelamaan antri kamar mandi. Hehe salah kami lagi lah ini >.<

Perjalanan turun gunung lancarrr sentosa. Perlu fokus dan hati2 di beberapa spot yang emang licin berpasir dan curam, kami berhasil turun dalam waktu 1 jam aja. Langsung nyerbu kios es kelapa muda. Perjalanan pulang overall lancar, walaupun qadarullah Garut macet luar biasa. Perjalanan kami tempuh hampir 7 jam dari Garut sampai Kp Melayu. Ditemeni cowok2 yang bertanggung jawab dan bersahaja, cewek2 dianter semua sampe ke kos masing2. Finally, perjalanan 2 hari 2 malam secara resmi saya tutup ketika tiba di kos pukul 23.00. Alhamdulillaah. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?



~~ Ah ya, ongkos2 dan logistik keseluruhan kira2 habisnya ga sampe Rp 300.000 udah termasuk sewa2 :D

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3