#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Judulnya klise banget ya. Tapi nyatanya, dalam setiap fase kehidupan sering ada kejutan-kejutan. Kejutan yang membahagiakan, maupun kejutan yang menyakitkan. Kejutan yang melegakan, juga kejutan yang menambah beban pikiran.

Semakin jauh kita mengayunkan kaki kita dalam kehidupan, semakin menanjak jalur yang kita daki, semakin muncul banyak pertanyaan dan ketidaktahuan: mengapa begini, mengapa begitu? Mengapa aku, mengapa bukan kamu? 

Well, kembali kepada fitrahnya. Kita hanyalah hamba. Hamba yang menjalani kehidupan dalam genggaman kuasa Sang Pencipta. Maka jalan yang ditempuh tidak melulu sesuai keinginan kita. Bagaimana harus menyikapinya?

Maka dari hari ke hari, jadilah diri yang lebih baik lagi dengan belajar, belajar, dan belajar. Belajar tidak melulu tentang hukum Newton atau debit kredit akuntansi. Lebih dari itu, belajar tentang bagaimana menemukan jati diri, bagaimana akhir kehidupan kita di dunia ini.

Menurut pribadi saya sendiri, ilmu yang selalu relevan dengan setiap permasalahan hidup adalah "syukur dan sabar". Syukur dan sabar sendiri mencerminkan kemuliaan hidup seorang mukmin: apabila diberi nikmat ia bersyukur, apabila diberi ujian ia bersabar. Rasanya kalau sudah bisa menguasai ilmu syukur dan sabar, hidup akan lebih bahagia, bersih dari segala penyakit hati.

Lalu bagaimana caranya mempelajari ilmu tersebut? Syukur dan sabar adanya di hati, maka saya yakin, untuk memperolehnya perlu hati yang bersih dan lurus. Menghadiri kajian rutin, memperbanyak ibadah sunnah, membaca kitab suci, serta berkumpul dengan orang-orang sholih. Dan, tentunya, meminta pada Yang Memiliki Hati agar selalu diteguhkan dan ditetapkan dalam kebenaran.

Sehubungan dengan materi "Adab Menuntut Ilmu" dari kelas Matrikulasi Ibu Profesional Batch 3, ada beberapa hal yang menjadi catatan bagi saya dalam menuntut ilmu. Yang pertama sekali adalah bahwa menuntut ilmu itu harus ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk. Kadang jiwa terlalu untuk menerima kebenaran, terutama bila penyampainya kurang mampu memberikan kesan yang baik. Maka hal kedua yang perlu diperbaiki adalah adab kepada guru. Semoga ke depannya saya bisa lebih hormat kepada "guru-guru" saya dalam universitas kehidupan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

Bintang di antara Bintang - Hari 3