Resume Kulwapp Depresi

Kulwapp tentang "Depresi"
Narasumber: dr. Ismi Prasastawati
(sebagaimana dibagikan di WAG ngASIYuk pada Rabu, 16 Oktober 2019)

RESUME

✅Setiap 4 detik, ada 1 orang di dunia yang bunuh diri. 60% persen kasus bunuh diri di Indonesia dikarenakan depresi.

✅Apakah kesedihan karena sesuatu langsung bisa dikatakan depresi? Ternyata tidak. Pendeteksian depresi bisa di lakukan sejak dini oleh orang orang terdekat atau bahkan diri kita sendiri.

✅ Depresi ditegakkan dengan beberapa kriteria diagnosa. Depresi adalah kondisi suasana perasaan sedih dan murung yang berlangsung lebih dari 2 minggu dengan gejala penyerta dan gangguan fungsi peran sehari-hari. Jadi, tidak semua reaksi sedih normal bisa dikatakan depresi.

✅Depresi merupakan gangguan yang bisa membaik dengan sendirinya, namun ada juga yang berlarut menjadi depresi berat atau gangguan jiwa berat bahkan sampai dengan bunuh diri.

✅Hanya 9% orang dengan depresi yang menjalani pengobatan. Banyak depresi yang tidak terdeteksi, dan banyak penderita takut menjalani pengobatan karena stigma atau dilabel jelek oleh masyarakat.

✅Semua orang bisa menjadi psikolog untuk pertolongan pertama dengan prinsip, LIHAT, DENGARKAN dan HUBUNGKAN (dengan kader, tokoh masyarakat, keluarga atau dokter).

✅Etika yg penting diperhatikan dalam membantu penderita adalah menjaga rahasia. Jangan menyebarkan sesuatu yang akan membuat penderita semakin menderita. Jangan melakukan penilaian, cukup dengarkan. Jangan memaksa penderita bercerita apalagi dengan niat "Kepo".

✅ Semua mempunyai peran besar dalam pencegahan depresi, bukan saya, kami, tetapi KITA SEMUA


Rangkuman tanya jawab:
Kalau kita merasa susah untuk memperbaiki diri apakah itu merupakan gejala gangguan kejiwaan?
Alhamdulillah Allah menciptakan makhluknya mempunyai sel otak yang fleksibel dan selalu ada harapan untuk bisa diubah. Walaupun perubahan setiap orang berbeda-beda kebutuhan waktunya, semakin muda umurnya semakin mudah berubah. Kesulitan mengubah/memperbaiki diri bukan gejala gangguan jiwa.

Bagaimana sebaiknya sikap yang tepat jika kita merupakan keluarga dari Orang-Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)?
Yang pertama kali tentu kita harus menerima apapun kondisi anggota keluarga kita. Kita sayangi mereka karena mereka juga mempunyai perasaan. Mereka tahu saat anggota keluarganya memberikan kasih sayang dan perhatian.
Sebisa mungkin kita ciptakan suasana yang nyaman dan tidak mengucilkan. Ajak mereka dalam kegiatan sehari-hari walaupun sederhana. Dukung dalam proses pengobatan.

Apakah itu delusi?
Gangguan isi pikiran berupa suatu keyakinan palsu dalam diri seseorang yang diyakini. Sehari-hari, pasien hidup dalam keyakinannya itu.
Contoh :
Seseorang merasa menjadi titisan raja, maka penderita berperilaku seolah-olah raja, berbicara dengan gaya raja, dll.

Apakah rasa senantiasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri bisa jadi pemicu depresi? Apabila bisa menjadi pemicu, kapan sebaiknya berobat/berkonsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis jiwa?
Bisa, bilamana kondisi tersebut sudah menimbulkan penderitaan pada seseorang. Artinya, sudah mengganggu fungsi dan peran sehari-hari seseorang. Misalnya pada seorang ibu rumah tangga karena perasaan sedihnya yg berlangsung lama membuat si ibu sudah tidak bisa memasak, sering lupa dan tidak mau merawat anak-anaknya dll.

Kapan cemas dikatakan wajar, kapan cemas mulai 'berbahaya'?
Cemas untuk hal dan kondisi yang orang lain pun merasakan hal yang sama itu masih wajar. Misalkan saat akan ujian kita cemas, itu wajar. Namun, bila rasa cemas itu muncul tanpa sebab yang jelas dan frekuensinya sering sehingga sudah mengganggu, maka perlu dikonsultasikan lebih lanjut.

Apabila kita memiliki gejala depresi seperti yg ada di slide dan sifatnya ringan, kadang muncul dan kadang hilang apa yang harus kita lakukan di awal agar tidak mengganggu aktivitas dan bisa menjadi pribadi yg bahagia?
Depresi pada dasarnya mirip sakit Flu. Dalam kondisi yang ringan, maka kita akan bisa beradaptasi sendiri dan sembuh dengan sendirinya. 
Kembali ke kegiatan-kegiatan yang positif yang bisa menjadi pilihan. Misalnya, olah raga, silaturahmi, hobi, dkk.

Apakah anak-anak bisa mengalami depresi?
Bisa sekali, sangat bisa. Namun, gejalanya berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak sering mengalami perubahan perilaku, misalkan mogok makan, mogok sekolah, menjadi menentang, menjadi pendiam, dkk.



Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3