Kenapa Ikut Bengkel Diri?


Sejak lulus dari D4 lalu memutuskan rehat dari kelas Institut Ibu Profesional, rasa-rasanya ada yang kosong dari rutinitas keseharianku. Keluarga dan pekerjaan, dua hal yang melingkupiku dalam kejenuhan. Berkutat dengan masalah ASI-MPASI, juga laporan yang berkejaran dengan batas penyelesaian, juga amalan harian yang sudah ngga kenal target capaian, wow, ruhku butuh asupan dan otakku minta dipanaskan. Belakangan ku sadar, passionku adalah belajar dan bersaing dengan teman (?).

Seperti mendapat jawaban, info tentang Bengkel Diri pun berseliweran. Melalui perantara temanku, sebut saja Nisa, aku banyak dapat info darinya yang sudah lebih dulu bergabung di sana.



Sebenernya apa aja sih yang bisa didapat dari Bengkel Diri? Versiku nih yaa:
1. Materi perkuliahan yang relevan dan penting buat kita pelajari. Ngga cuma belajar tentang ilmu akhirat, ilmu dunia semacam manajemen diri dan keluargajuga skill seperti public speaking dan fotografi juga diajarkan di sini.
2. Metode belajar yang cukup efektif dengan materi dalam bentuk visual (berupa slide dan tulisan) juga audio (rekaman suara fasilitator yang menjelaskan materi), lalu ditambah dengan sesi tanya jawab bagi yang punya permasalahan relevan. Setiap materi ditutup dengan tugas yang memaksa kita baca dan dengerin materi dari fasilitator.
3. Fasilitator yang mumpuni di bidangnya akan mengampu materi dan membimbing diskusi siswa Bengkel Diri.
4. Kelas belajar dengan teman2 yang suportif. Di Cafe (grup chit chat) Kelas, kita bisa diskusi dan curhat banyak hal. Ustadzahnya juga bersedia menjawab pertanyaan para siswa lho. Daripada nanya mesin pencari di internet, mending tanya Beliau-beliau yang insyaaAllaah lebih valid dan infonya bisa dipertanggungjawabkan. Betul?
5. Wali kelas rutin memonitor amalan harian kita. Jadi setiap pekan kita dijadwalkan lapor rekapitulasi amalan harian kita selama seminggu ke belakang. Mungkin ada yang nanya nih, kalo amalan harus dilaporkan nanti bisa-bisa jadi ngga ikhlas ibadahnya? Beramal cuma biar bagus di laporan?
Menurutku nih ya, tujuan mutaba'ah ini biar kita terpicu semangatnya untuk merutinkan amalan. Kadang berbuat baik perlu paksaan juga, bukan? Nah, dengan adanya laporan mingguan, kita belajar merutinkan apa-apa yang selama ini masih musiman (me: tahajjud, tilawah, dzikir harian, denger kajian, dsb daftarnya masih panjang). Mudah-mudahan dengan seringnya melakukan, kita jadi terbiasa dan merasa ada yang kurang kalau amalan ngga dikerjakan.

Jadi, kenapa aku ikut Bengkel Diri?

Untuk orang sepertiku, aku butuh lingkungan yang baik agar aku ketularan baik. Aku butuh dipaksa belajar agar value-ku sebagai manusia bertambah. Aku butuh dipaksa beramal agar merasa ganjal kalau ibadah tertinggal. Aku ingin, dari miliaran penduduk bumi yang bersinar dengan ibadahnya, kerlipku yang remang-remang masih bisa keliatan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3