Semua Anak Kreatif - Hari 7
Mungkin kami akan naik kelas.
Begitu pikir saya ketika tahu bahwa ada amanah luar biasa yang akan menyemarakkan hidup kami dalam waktu dekat. Dalam kondisi Nabil yang masih belum genap 2 tahun, finansial kami yang juga masih belum settle karena ikhtiar beli rumah yang sedang kami lakukan, juga emosi saya sebagai ibu yang kadang masih perlu remidial. Huwah. Tapi saya yakin ketika Allaah berkehendak menempatkan saya dalam sebuah tempat, Dia juga yang akan membukakan jalan bagi saya untuk melaluinya.
Maka ujian demi ujian persiapan harus kami tempuh. Drama menyapih yang kadang masih terjadi di malam dan pagi hari ketika Nabil merengek minta nen saat melihat ibunya. Atau ketika ia tidak rela melihat ibunya yang biasa jadi partner berantakin rumah sekarang kebanyakan tiduran saja saking mabuknya. Nabil meminta porsinya dengan saya. Porsi yang sedikit banyak berkurang karena program sapih dan kondisi badan saya sendiri yang tidak seperti semula.
Kemarin dia mengamuk parah. Sepulang kerja di waktu Maghrib, saat hanya berdua dengan saya, dia minta digendong, atau duduk dipangku, lalu minta main kardus perkakas, lalu minta main keranjang kosmetik, minta dibukakan botol bedak, lalu mewarnai, lalu menulis, hahaa. Akhirnya semuanya salah dan dia menangis tanpa bisa saya tenangkan. Maunya ibuk, ibuk, dan ibuk. Sayangnya ibuk kehilangan akal.
Teori "mengurangi bilang jangan/tidak" menguap. Gagal sekali saya mengatasi situasi genting kalau sedang berdua dengannya.
Begitu pikir saya ketika tahu bahwa ada amanah luar biasa yang akan menyemarakkan hidup kami dalam waktu dekat. Dalam kondisi Nabil yang masih belum genap 2 tahun, finansial kami yang juga masih belum settle karena ikhtiar beli rumah yang sedang kami lakukan, juga emosi saya sebagai ibu yang kadang masih perlu remidial. Huwah. Tapi saya yakin ketika Allaah berkehendak menempatkan saya dalam sebuah tempat, Dia juga yang akan membukakan jalan bagi saya untuk melaluinya.
Maka ujian demi ujian persiapan harus kami tempuh. Drama menyapih yang kadang masih terjadi di malam dan pagi hari ketika Nabil merengek minta nen saat melihat ibunya. Atau ketika ia tidak rela melihat ibunya yang biasa jadi partner berantakin rumah sekarang kebanyakan tiduran saja saking mabuknya. Nabil meminta porsinya dengan saya. Porsi yang sedikit banyak berkurang karena program sapih dan kondisi badan saya sendiri yang tidak seperti semula.
Kemarin dia mengamuk parah. Sepulang kerja di waktu Maghrib, saat hanya berdua dengan saya, dia minta digendong, atau duduk dipangku, lalu minta main kardus perkakas, lalu minta main keranjang kosmetik, minta dibukakan botol bedak, lalu mewarnai, lalu menulis, hahaa. Akhirnya semuanya salah dan dia menangis tanpa bisa saya tenangkan. Maunya ibuk, ibuk, dan ibuk. Sayangnya ibuk kehilangan akal.
Teori "mengurangi bilang jangan/tidak" menguap. Gagal sekali saya mengatasi situasi genting kalau sedang berdua dengannya.
Comments
Post a Comment