Aqidah: Iman kepada Qadha dan Qadar
Kelompok:
1. mu'tazillah
2. jabariyah
3. ahlussunnah wal jama'ah
Apakah manusia punya kebebasan kehendak atau mereka dipaksa?
Apakah manusia makan, tidur, berbuat baik, dan berbuat jahat karena kehendak mereka atau karena dipaksa?
Islam: permasalahan papaun di dunia ini pasti ada jawabannya di Al Quran dan hadits.
1. Jabariyah
Semua yang terjadi di muka bumi telah tertulis di lauhul mahfudz.
Tidak akan ada yang menimpa kita kecuali atas kehendak Allaah.
Allaah yang membuat kita menjadi buruk / baik, kita tidak punya kekuatan apapun untuk menentangnya
Secara rasional, itu tidak masuk akal.
--> Kalau Allaah memaksa kita berbuat buruk, hukuman yang ditimpakan kepada kita atas dosa kita menjadi tidak adil karena kita "dipaksa" berbuat dosa oleh Allah.
2. Mu'tazillah
Membuat antitesis:
Semua perbuatan manusia adalah kehendak manusia.
Manusia punya kebebasan mutlak untuk berkehendak.
--> Manusia bebas berkehendak berarti kehendak Allaah terbatas
Kedua pandangan mengenai qadha dan qadar ini menggunakan rasionalisasi manusia atas ilmu Allaah.
Pertanyaan:
1. Apakah manusia punya kebebasan kehendak atau tidak?
Pertanyaan ini bukan untuk mempertanyakan kehendak Allah, karena Allah tidak bisa kita indera dengan rasionalisasi manusia.
2. Iradah Allah
3. Ilmu Allah
4. Kitab Lauhul Mahfudz
Jadi, manusia melakukan A/B/C karena pilihan sendiri atau "dipaksa" Alllah?
--> Banyak hal yang kita lakukan adalah pilihan kita. Tapi, ada juga kejadian yang kita alami di luar kehendak kita. Contoh: kondisi fisik (warna kulit, bentuk tubuh, dll) atau kejadian alam.
--> Kita akab dihisab atas hal yang kita lakukan sesuai kehendak kita (freewill). Perbuatan baik akan berhadiah pahala, perbuatan jelek akan berujung dosa.
--> Kita tidak akan dihisab atas kejadian di luar kehendak kita (qodho atau ketetapan Allah). Kita harus menerima sepenuhnya ketetapan dr Allaah. Jangan menyalahkan diri kita atau orang lain. Kita harus imani bahwa ini adalah dari Allah, dan apapun yang datang dari Allah pasti baik.
Qadar itu artinya seperti kadar.
Segala sesuatu diciptakan dengan qadarnya masing-masing.
Misal: qadarnya api adalah membakar. Nasi qadarnya mengenyangkan. Akal manusia qadarnya bisa membedakan, berpikir, dan menghasilkan pemahaman.
Tidak ada satu manusiapun yang mampu mencabut qadar. Hanya Allaah yang dapat melakukannya dalam bentuk mukjizat.
Qadar itu sifatnya netral.
Pisau qadarnya tajam --> pisau dapat digunakan untuk memotong sayur --> pisau dapat digunakan untuk membunuh.
Manusia yang memilih menggunakan qadar untuk hal yang sesuai syariat atau berlawanan dengan syariat.
Bagaimana menyikapinya?
Kalau yang tidak bisa kita paksakan (kehendak Allaah/qadha) --> tidak dihisab --> tidak usah dipikirkan
Jangan sampai kita mencurahkan semua tenaga pada hal yang jadi ketetapan Allaah utk kita. Itu tidak akan dihisab.
Fokus dan perjuangkanlah semua hal yang akan dihisab oleh Allah agar dapat kita sikapi sesuai syariat Allah.
Allaah berkehendak agar manusia bebas berkehendak. Allaah berkehendak manusai berpikir dengan akalnya sebagai dasar melakukan perbuatan. Allaah menghendaki agar manusia memilih jalan fujur atau jalan taqwa.
1. mu'tazillah
2. jabariyah
3. ahlussunnah wal jama'ah
Apakah manusia punya kebebasan kehendak atau mereka dipaksa?
Apakah manusia makan, tidur, berbuat baik, dan berbuat jahat karena kehendak mereka atau karena dipaksa?
Islam: permasalahan papaun di dunia ini pasti ada jawabannya di Al Quran dan hadits.
1. Jabariyah
Semua yang terjadi di muka bumi telah tertulis di lauhul mahfudz.
Tidak akan ada yang menimpa kita kecuali atas kehendak Allaah.
Allaah yang membuat kita menjadi buruk / baik, kita tidak punya kekuatan apapun untuk menentangnya
Secara rasional, itu tidak masuk akal.
--> Kalau Allaah memaksa kita berbuat buruk, hukuman yang ditimpakan kepada kita atas dosa kita menjadi tidak adil karena kita "dipaksa" berbuat dosa oleh Allah.
2. Mu'tazillah
Membuat antitesis:
Semua perbuatan manusia adalah kehendak manusia.
Manusia punya kebebasan mutlak untuk berkehendak.
--> Manusia bebas berkehendak berarti kehendak Allaah terbatas
Kedua pandangan mengenai qadha dan qadar ini menggunakan rasionalisasi manusia atas ilmu Allaah.
Pertanyaan:
1. Apakah manusia punya kebebasan kehendak atau tidak?
Pertanyaan ini bukan untuk mempertanyakan kehendak Allah, karena Allah tidak bisa kita indera dengan rasionalisasi manusia.
2. Iradah Allah
3. Ilmu Allah
4. Kitab Lauhul Mahfudz
Jadi, manusia melakukan A/B/C karena pilihan sendiri atau "dipaksa" Alllah?
--> Banyak hal yang kita lakukan adalah pilihan kita. Tapi, ada juga kejadian yang kita alami di luar kehendak kita. Contoh: kondisi fisik (warna kulit, bentuk tubuh, dll) atau kejadian alam.
--> Kita akab dihisab atas hal yang kita lakukan sesuai kehendak kita (freewill). Perbuatan baik akan berhadiah pahala, perbuatan jelek akan berujung dosa.
--> Kita tidak akan dihisab atas kejadian di luar kehendak kita (qodho atau ketetapan Allah). Kita harus menerima sepenuhnya ketetapan dr Allaah. Jangan menyalahkan diri kita atau orang lain. Kita harus imani bahwa ini adalah dari Allah, dan apapun yang datang dari Allah pasti baik.
Qadar itu artinya seperti kadar.
Segala sesuatu diciptakan dengan qadarnya masing-masing.
Misal: qadarnya api adalah membakar. Nasi qadarnya mengenyangkan. Akal manusia qadarnya bisa membedakan, berpikir, dan menghasilkan pemahaman.
Tidak ada satu manusiapun yang mampu mencabut qadar. Hanya Allaah yang dapat melakukannya dalam bentuk mukjizat.
Qadar itu sifatnya netral.
Pisau qadarnya tajam --> pisau dapat digunakan untuk memotong sayur --> pisau dapat digunakan untuk membunuh.
Manusia yang memilih menggunakan qadar untuk hal yang sesuai syariat atau berlawanan dengan syariat.
Bagaimana menyikapinya?
Kalau yang tidak bisa kita paksakan (kehendak Allaah/qadha) --> tidak dihisab --> tidak usah dipikirkan
Jangan sampai kita mencurahkan semua tenaga pada hal yang jadi ketetapan Allaah utk kita. Itu tidak akan dihisab.
Fokus dan perjuangkanlah semua hal yang akan dihisab oleh Allah agar dapat kita sikapi sesuai syariat Allah.
Allaah berkehendak agar manusia bebas berkehendak. Allaah berkehendak manusai berpikir dengan akalnya sebagai dasar melakukan perbuatan. Allaah menghendaki agar manusia memilih jalan fujur atau jalan taqwa.
Comments
Post a Comment