Ihsanul Amal dan Hukum Syara
Keimanan selalu terkait dg amal shalih. Bagaimana tuntunan melakukan amal shalih?
Mendekatkan diri kpd Allaah dilakukan dg amalan wajib (fardhu 'ain maupun fardhu kifayah), baru setelahnya kita lakukan amalan sunnah. Amalan sunnah sifatnya tambahan, jadi kita lakukan setelah memastikan amalan wajib sudah kita penuhi.
Seorang yg mendekat kpd Allaah, maka ada Allaah di setiap perbuatannya. Dia hanya melihat, mendengar, melakukan, dan melangkah ke apa yg Allaah suka. Agar taqarrub kita berhasil, maka kita harus melakukan amalan yg "menembus langit", yaitu amalan yang diterima. Apa itu amal yg diterima? Itulah ihsanul amal (amal yg baik), bukan aktsaru amal (amal yg banyak).
2 kriteria ihsanul amal:
1. Ikhlas
2. Benar (sesuai syariat Islam)
IKHLAS
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap orang tergantung apa yg diniatkan"
(((Hening sejenak. Tarik nafaaas, kemudian kembali meluruskan niat ikut Bengkel Diri)))
Ikhlas artinya melakukan amalahanya krna Allaah. Membersihkan akal dan jiwa de perhatian manusia. Keikhlasan berbanding lurus dg pertolongan Allaah.
SESUAI SYARIAT
Lakukan apa2 yang diperintah, menjauhi apa2 yg dilarang. Jadi, semua yg kita lakukan harus sesuai petunjuk Rasulullaah. Amalan yg tidak sesuai dg contoh dr Rasul (mengada-ada) adl tertolak.
Amal yg dilakukan kafir? Jelas tertolak. Amalnya tampak ada, tetapi di mata Allaah tidak ada gunanya.
Amal yg dilakukan muslim?
Semua yg dilakukan secara ikhlas dan benar, insyaaAllaah akan diterima dan masuk kategori ihsanul amal.
Hukum syara atas benda:
Hukum asal benda adl mubah, sampai ada dalil yang mengharamkannya.
Hukum syara atas perbuatan (semua terikat pd hukum syara)
1. Wajib
2. Sunnah
3. Mubah
4. Makruh
5. Haram
Ulama menggolongkan 5 hukum berdasarkan tipe seruan Allaah (syara) di Al Quran dan hadits. Seruan ini disertai indikasi (qarinah) yang menunjukkan suatu amal dihukumi wajib/sunnah, mubah, atau makruh/haram. Sebelum melakukan amalan, harus mengetahui hukum amalan tersebut.
Bagaimana proses ulama menyimpulkan suatu amalan berhukum wajib/sunnah/mubah/makruh/haram?
Ulama melakukan proses ijtihad, di mana mereka mencurahkan seluruh daya dan upaya untuk menggali Al Quran, hadits, pengetahuan, serta pemikiran yang mendukung hukum atas amal tsb. Hal-hal yang ijtihadi (hukumnya tidak terlalu jelas diatur dalam Al Quran dan hadits) berpeluang berbeda pendapat berdasarkan hasil pemikiran para mujtahid. Hasil ijtihad tidak apa2 beda pendapat. Asalkan proses ijtihad benar (sumber rujukan adalah Al Quran, hadits shohih, serta mujtahid memiliki pemahaman yang benar atas fakta yang diijithadi), maka perbedaan pendapat hasil ijtihad itu tidak masalah.
Kalau hasil ijtihad benar, mujtahid mendapat 2 pahala. Kalau hasil ijtihad salah, maka ia mendapat 1 pahala.
Syariat islam meliputi 3 dimensi:
1. Hubungan manusia dg Allaah
Keimanan yg diwujudkan dg ibadah
2. Hubungan manusia dg diri sendiri
Cara memperlakukan diri sendiri (berpakaian, makan & minum)
3. Hubungan manusia dengan manusia lain
Muamalah, kegiatan ekonomi, pendidikan
Semua hal yg kita lakukan dan kita pikirkan bisa dihitung sbg amal bila diniatkan utk Allaah dan berlandaskan / diikat pd syariat Allaah. Itulah wujud keimanan kita pd Allaah.
#bengkeldiri
Mendekatkan diri kpd Allaah dilakukan dg amalan wajib (fardhu 'ain maupun fardhu kifayah), baru setelahnya kita lakukan amalan sunnah. Amalan sunnah sifatnya tambahan, jadi kita lakukan setelah memastikan amalan wajib sudah kita penuhi.
Seorang yg mendekat kpd Allaah, maka ada Allaah di setiap perbuatannya. Dia hanya melihat, mendengar, melakukan, dan melangkah ke apa yg Allaah suka. Agar taqarrub kita berhasil, maka kita harus melakukan amalan yg "menembus langit", yaitu amalan yang diterima. Apa itu amal yg diterima? Itulah ihsanul amal (amal yg baik), bukan aktsaru amal (amal yg banyak).
2 kriteria ihsanul amal:
1. Ikhlas
2. Benar (sesuai syariat Islam)
IKHLAS
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap orang tergantung apa yg diniatkan"
(((Hening sejenak. Tarik nafaaas, kemudian kembali meluruskan niat ikut Bengkel Diri)))
Ikhlas artinya melakukan amalahanya krna Allaah. Membersihkan akal dan jiwa de perhatian manusia. Keikhlasan berbanding lurus dg pertolongan Allaah.
SESUAI SYARIAT
Lakukan apa2 yang diperintah, menjauhi apa2 yg dilarang. Jadi, semua yg kita lakukan harus sesuai petunjuk Rasulullaah. Amalan yg tidak sesuai dg contoh dr Rasul (mengada-ada) adl tertolak.
Amal yg dilakukan kafir? Jelas tertolak. Amalnya tampak ada, tetapi di mata Allaah tidak ada gunanya.
Amal yg dilakukan muslim?
Semua yg dilakukan secara ikhlas dan benar, insyaaAllaah akan diterima dan masuk kategori ihsanul amal.
Hukum syara atas benda:
Hukum asal benda adl mubah, sampai ada dalil yang mengharamkannya.
Hukum syara atas perbuatan (semua terikat pd hukum syara)
1. Wajib
2. Sunnah
3. Mubah
4. Makruh
5. Haram
Ulama menggolongkan 5 hukum berdasarkan tipe seruan Allaah (syara) di Al Quran dan hadits. Seruan ini disertai indikasi (qarinah) yang menunjukkan suatu amal dihukumi wajib/sunnah, mubah, atau makruh/haram. Sebelum melakukan amalan, harus mengetahui hukum amalan tersebut.
Bagaimana proses ulama menyimpulkan suatu amalan berhukum wajib/sunnah/mubah/makruh/haram?
Ulama melakukan proses ijtihad, di mana mereka mencurahkan seluruh daya dan upaya untuk menggali Al Quran, hadits, pengetahuan, serta pemikiran yang mendukung hukum atas amal tsb. Hal-hal yang ijtihadi (hukumnya tidak terlalu jelas diatur dalam Al Quran dan hadits) berpeluang berbeda pendapat berdasarkan hasil pemikiran para mujtahid. Hasil ijtihad tidak apa2 beda pendapat. Asalkan proses ijtihad benar (sumber rujukan adalah Al Quran, hadits shohih, serta mujtahid memiliki pemahaman yang benar atas fakta yang diijithadi), maka perbedaan pendapat hasil ijtihad itu tidak masalah.
Kalau hasil ijtihad benar, mujtahid mendapat 2 pahala. Kalau hasil ijtihad salah, maka ia mendapat 1 pahala.
Syariat islam meliputi 3 dimensi:
1. Hubungan manusia dg Allaah
Keimanan yg diwujudkan dg ibadah
2. Hubungan manusia dg diri sendiri
Cara memperlakukan diri sendiri (berpakaian, makan & minum)
3. Hubungan manusia dengan manusia lain
Muamalah, kegiatan ekonomi, pendidikan
Semua hal yg kita lakukan dan kita pikirkan bisa dihitung sbg amal bila diniatkan utk Allaah dan berlandaskan / diikat pd syariat Allaah. Itulah wujud keimanan kita pd Allaah.
#bengkeldiri
Comments
Post a Comment