Resume Kulwhapp Parenting - Tanya Jawab Sabar Menghadapi Ananda#1

Pertanyaan 1
❓bagaimana cara mengubah mindset kita tentang kenakalan anak sehari2 dirumah sehingga kita sabar dan menikmati peran sebagai ibu dengan segala macam keadaan rumah tangga?

Jawaban:
▶ Salam kenal bunda Manda. Betul bunda, langkah pertama dan utama untuk melakukan aktifitas apapun *adalah bab niat dan ini erat kaitannya dg mindset*. 

Apa sih paradigma atau mindset itu? Hampir sebagian besar menjawab sudut pandang, cara berpikir, dsb. Tp menurut saya mindset tdk sependek itu pengertiannya. 

Ilustrasinya begini. Ada seorang pemilik perusahaan sepatu ternama yg memanggil 2 anak buahnya. Mereka harus datang ke salah satu propinsi terpencil dan msh terbelakang. Misinya hanya 1. Menganalisa apakah jika perusahaan sepatu mereka mendirikan pabrik disana, prospeknya kira2 bgmn. Hanya itu. 

Selang bbrp waktu, 2 utusan ini kembali menghadap bosnya pasca datang ke desa yg dimaksud. "Okeh, aku ingin mendengar analisa kalian, bgmn jika aku mendirikan pabrik sepatu disana?", tanya sang owner. 

Org pertama : saya rasa sebuah kekeliruan bos kalau kita buka pabrik sepatu disana. Lingkungan disana sangat terpencil, masyarakatnya sangat terbelakang. Jangankan sepatu, sehari2 saja mereka beraktifitas tanpa beralas kaki. Berat. 

Org kedua : Betul, disana masyarakatnya tidak mengenal alas kaki, tapi menurut saya ini justru peluang besar. Kita bs jd trend setter disana. Apalagi penduduknya sangat besar. Saya rasa akan besar keuntungan kita jika benar2 mendirikan pabrik disana. 

2 type karyawan ini, mana yg kira2 bakal dipromosikan jabatannya? Org kedua. 

Begitulah mindset atau paradigma. Dia tdk sekedar sudut pandang saja. Melainkan *cara pandang yg membuahkan sikap berbeda dan pada akhirnya membuahkan hasil yg tak sama*. 

*Begitupun dg pengasuhan kita pada buah hati. Mindset kita akan sangat berpengaruh pada cara bersikap kita saat membersamainya dan pada ujungnya juga akan membuahkan hasil yg tak sama.*

Mindset apa yg perlu kita bangun terhadap anak2 kita?
[28/10 19:13] ‪+62 856-3117-020‬: 1. *Anak adalah amanah.*

Maksudnya? Gini, coba kita bandingkan. Dalam kasus yg sama, misal sama2 pecahkan piring, kita mudah marah sama anak sendiri atau sama anak tetangga? Anak sendiri. Pun begitu juga dengan yg bekerja sbg guru, lebih mudah bersabar pada anak sendiri atau pada murid yg notabene anak org lain? Pasti jawabannya anak org lain. 

Kenapa kalau ke anak org lain kita lebih bisa menahan emosi dan tdk marah2? Ya, karena mereka bukan milik kita. Karena mereka anak org lain. 

*Sadarkah kita bahwa anak2 kita sejatinya juga bukan milik kita? Mereka adalah amanah yg Allah titipkan kepada kita. Amanah yg suatu hari nanti kita akan dimintaipertanggungjawabannya.* Maka selalu mengingatkan diri bahwa anak2 kita adalah amanah menjadi penting bagi kita agar tak mudah emosi dan marah2. Noted ! 

2. *Mendidik anak = berdakwah kepada anak.* 

Bukankah sudah tergambar jelas dalam QS At Tahrim ayat 6, bahwa _“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”_

Perintah ini mengandung makna yg jelas bagi kita, bahwa dakwah pertama kita seharusnya pada keluarga.
Mendidik anak sejatinya adalah berdakwah kepada mereka, agar terhindar dari siksa api neraka. 

Jika ini kita pahami dengan baik, bahwa dakwah pertama adalah pada keluarga dan bahwa dakwah tidak akan bisa berhasil manakala dilakukan dg cara2 yg keras lagi salah, maka insya allah akan menjadikan kita orang tua yg tidak mudah stres, tdk gampang marah. 

3. *Anak bukanlah beban*

Maka kalau kita lihat tren di luar negri, mereka membatasi angka kelahirannya. Banyak yg menikah tapi tidak pengen punya anak. 

Kenapa sampai begitu? Karna dianggap anak adalah beban. Semakin banyak anak, semakin berat pula beban yg harus dipikul, semakin  gampang stres dan mudah marah2.  

Sangat berbeda mereka yg menganggap anak bukanlah beban melainkan ladang amal. Bisa jadi mereka semangat memperbanyak anak demi memperbanyak ladang amalnya. 

Maka para orang tua yg menganggap anak adalah ladang amal, insya allah bisa lebih sabar dan tidak mudah terserang stres. 

Jadi, bgmn menurut ayah bunda? Apakah sudah menganggap anak sbg ladang amal? Siap nambah momongan lagi? Hehehe 😅

Jika banyak kerempongan saat membersamai mereka, apabila rumah rapi hanya hitungan detik saja, makan tak jenak, di kamar mandipun ditungguin oleh buah hati tercinta, jam tidur terpangkas drastis dsb dsb dsb,,, coba kuatkan diri dg mengingat 3 poin di atas. 

*Ini hanya sementara. Kelak kita justru akan merindukan masa2 ini*. Jumhur ulama sepakat, anak memasuki usia baligh itu ketika 15 tahun. Artinya anak2 kita hanya akan menjadi anak kita hanya sampai 15 thn ini saja. Pasca 15 tahun, anak2 akan memiliki kedudukan setara dg kita orang tuanya. Uang yg kita berikan bukan lg nafkah yg wajib melainkan berubah status menjadi sedekah layaknya pada kaum dhuafa. 

Maka bersabarlah, minta back up full dr Allah Sang penguasa alam raya dan pelajari ilmunya agar anak2 kita siap menjadi generasi aqil baligh di usia 15 tahunnya. Mereka siap memikul beban syariah dan mampu menemukan peran peradaban terbaiknya serta mandiri finansialnya dr sana. 

*Bismillah, keep rilex and optimis ya ayah bunda* 💪🏻❤

Jawaban ini disampaikan oleh Euis Kurniawati sebagai pendiri komunitas To Be WOW (To Be Wonderful Wife) pada grup WA Kuliah Parenting 28 Okt 2017.

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3