Resume Kulwhapp Parenting - Tanya Jawab Sabar Menghadapi Ananda#5
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara menghadapi ananda yg sedang marah berlebihan (memukul, mencakar dengan pandangan amarah)?
2. Bagaimana memberikan pemahaman tentang macam-macam emosi kepada ananda??
Jawaban:
Pertanyaan ini mewakili beberapa pertanyaan lain yang serupa tentang tantrum.
Konsisten dan komitmen kuncinya. Misal jika kita sudah bersepakat untuk tidak beli es karena ananda batuk Saat akan pergi belanja, tetap pegang aturan ini. Walaupun ia merengek. Meskipun ia menangis. Cobalah bertahan untuk memegang komitmen.
Tetap dengan suara yang terkontrol : tidak berteriak, tidak membentak. Pun tanpa mata melotot.
Sekali kita lengah, kita akan kalah. Karena ananda sejatinya sedang mengukur tingkat kelemahan kita. Oalah, ternyata ayah pasti nurutin kemauanku asal aku nangis sekenceng ini. Kalau ke bunda harus level sekian merengeknya. Lain kali ini akan dijadikan jurus saat ia ingin mengulangi lagi.
Kita perlu belajar menutup telinga dari pandangan orang yang bisa saja menganggap kita ortu pelit, dsb. Insya Allah demi kebaikan ananda juga. Jika kita komitmen, maka anandapun akan belajar memahami bahwa ayah bundanya tak akan kalah meskipun ia menangis kencang, memukul2, mencakar dsb.
Berikutnya, bunda perlu melatih emosi ananda, pertama dengan labelling emosi. Apakah ia sedang sedih, takut, senang, jijik, atau marah.
Ayah bunda, anak usia di bawah 5 tahun memang otak amygdalanya yg sangat dominan bekerja. Otak amygdala ini yang bertugas untuk urusan emosi. Maka yg menjadi fokus perhatian kita dalam pengasuhan anak-anak di bawah 6 tahun selain mengawal fitrah imannya adalah latihan emosi.
Latihan emosi dimulai dr labelling, hingga pengelolaan.
Latih ananda untuk melabel emosinya. Tentu sebelumnya sudah diperkenalkan tentang 5 emosi dasar. Marah, sedih, jijik, takut, atau bahagia.
Caranya bagaimana? Bisa beragam.
Dari aktivitas berkisah bisa kita lakukan jg. Saat membaca cerita di bagian cerita bahagia, tunjukkan ekspresi bahagia. Saat marah, wajah kita jg perlu dipasang spt org marah betulan. Bisa juga dengan dadu emosi yang bisa dibuat sendiri di rumah. Tahun lalu saya terlibat dalam proses pembuatan media dan modul pelatihan emosi anak bersama BPPAUD Jatim di bawah Kementerian P&K. Diuji coba, dipantau selama 3 bulan, alhamdulillah hasilnya signifikan
Jika sudah tuntas latihan pengenalan emosi dasar, baru beranjak melatih ananda untuk mengontrol emosi salah satunya dg tekhnik jeda dan nafas perut.
Selain itu bunda bs mengecek kembali, ananda spt ini apakah ada yg dilihat ? Apakah ada yg ditiru? Jika ya, benahi dan hadirkan keteladanan. Saat kita melatih ananda untuk mengelola emosi, maka pastikan kita terlebih dahulu sdh lulus di bab ini. Ingin punya anak yg shalih? Kita dulu harus shalih. Berharap ananda cerdas mengelola emosi? Maka kita dulu yg harus berbenah.
Selamat mencoba 😊
Jawaban ini disampaikan oleh Euis Kurniawati sebagai pendiri komunitas To Be WOW (To Be Wonderful Wife) pada grup WA Kuliah Parenting 28 Okt 2017.
1. Bagaimana cara menghadapi ananda yg sedang marah berlebihan (memukul, mencakar dengan pandangan amarah)?
2. Bagaimana memberikan pemahaman tentang macam-macam emosi kepada ananda??
Jawaban:
Pertanyaan ini mewakili beberapa pertanyaan lain yang serupa tentang tantrum.
Konsisten dan komitmen kuncinya. Misal jika kita sudah bersepakat untuk tidak beli es karena ananda batuk Saat akan pergi belanja, tetap pegang aturan ini. Walaupun ia merengek. Meskipun ia menangis. Cobalah bertahan untuk memegang komitmen.
Tetap dengan suara yang terkontrol : tidak berteriak, tidak membentak. Pun tanpa mata melotot.
Sekali kita lengah, kita akan kalah. Karena ananda sejatinya sedang mengukur tingkat kelemahan kita. Oalah, ternyata ayah pasti nurutin kemauanku asal aku nangis sekenceng ini. Kalau ke bunda harus level sekian merengeknya. Lain kali ini akan dijadikan jurus saat ia ingin mengulangi lagi.
Kita perlu belajar menutup telinga dari pandangan orang yang bisa saja menganggap kita ortu pelit, dsb. Insya Allah demi kebaikan ananda juga. Jika kita komitmen, maka anandapun akan belajar memahami bahwa ayah bundanya tak akan kalah meskipun ia menangis kencang, memukul2, mencakar dsb.
Berikutnya, bunda perlu melatih emosi ananda, pertama dengan labelling emosi. Apakah ia sedang sedih, takut, senang, jijik, atau marah.
Ayah bunda, anak usia di bawah 5 tahun memang otak amygdalanya yg sangat dominan bekerja. Otak amygdala ini yang bertugas untuk urusan emosi. Maka yg menjadi fokus perhatian kita dalam pengasuhan anak-anak di bawah 6 tahun selain mengawal fitrah imannya adalah latihan emosi.
Latihan emosi dimulai dr labelling, hingga pengelolaan.
Latih ananda untuk melabel emosinya. Tentu sebelumnya sudah diperkenalkan tentang 5 emosi dasar. Marah, sedih, jijik, takut, atau bahagia.
Caranya bagaimana? Bisa beragam.
Dari aktivitas berkisah bisa kita lakukan jg. Saat membaca cerita di bagian cerita bahagia, tunjukkan ekspresi bahagia. Saat marah, wajah kita jg perlu dipasang spt org marah betulan. Bisa juga dengan dadu emosi yang bisa dibuat sendiri di rumah. Tahun lalu saya terlibat dalam proses pembuatan media dan modul pelatihan emosi anak bersama BPPAUD Jatim di bawah Kementerian P&K. Diuji coba, dipantau selama 3 bulan, alhamdulillah hasilnya signifikan
Jika sudah tuntas latihan pengenalan emosi dasar, baru beranjak melatih ananda untuk mengontrol emosi salah satunya dg tekhnik jeda dan nafas perut.
Selain itu bunda bs mengecek kembali, ananda spt ini apakah ada yg dilihat ? Apakah ada yg ditiru? Jika ya, benahi dan hadirkan keteladanan. Saat kita melatih ananda untuk mengelola emosi, maka pastikan kita terlebih dahulu sdh lulus di bab ini. Ingin punya anak yg shalih? Kita dulu harus shalih. Berharap ananda cerdas mengelola emosi? Maka kita dulu yg harus berbenah.
Selamat mencoba 😊
Jawaban ini disampaikan oleh Euis Kurniawati sebagai pendiri komunitas To Be WOW (To Be Wonderful Wife) pada grup WA Kuliah Parenting 28 Okt 2017.
Comments
Post a Comment