Manajemen Emosi

Masalah sederhana justru kadang berkembang menjadi pelik karena kita tidak dapat mengontrol emosi.
Amarah itu adalah sunnatullaah yang ada dalam diri manusia. Marahj bisa digambarkan sebagai bara api yang dikobarkan oleh syaithan. Meskipun amarah adalah hal yang manusiawi, tapi amarah dapat merusak. Kita harus bisa mengontrol amarah agar hawa nafsu bisa kita lawan.

Menahan amarah dan memaafkan orang lain adalah wujud ketakwaan (QS. Ali Imran: 134)
Mau kaaan dicintai Allaah?

Menahan marah adalah wujud kematangan jiwa: orang kuat adalah yg mampu mengendalikan diri ketika marah.

Cara mengelola emosi berdasarkan contoh Rasulullaah:
1. Segera mengucap taawudz
Amarah berasal dari syaithan maka mintalah perlindungan Allah untuk meredamnya. Tarik nafaaaas, dan minta perlindungan kepada Allaah dg ikhlas.

2. Diam dan jaga lisan
Orang marah itu bawaannya berbicara tanpa aturan. Bisa jadi yg diucvapkan justru menimbulkan keburukan yg lebih luas (misal: marah pd anak berujung mendoakan yg buruk ke anak T.T). Maka, lebih baik diam!! Gigit lidah!!
Stop and think. Butuh marah ngga sih?

3. Ambil posisi lebih rendah
Kalau sedang berdiri? Duduk.
Masih marah? Tidur.
Bisa juga dg berwudhu atau mandi.

Pengendalian emosi yg lebih baik:
--> kuatkan aqidah: yakin bahwa semua hal terjadi karena ketetapan Allaah
--> stop and think. jangan reaktif. beri jeda sebelum bereaksi
--> berpikir solutif
--> balance life: biar waras wkwkwk. akhirat, kerja, keluarga, diri sendiri (me time, punya hobi, olahraga)

Tips teknis:
1. Stop and Think (relaksasi dg mengingat Allaah) dg:
   - berhitung
   - atur nafas
   - taawudz
   (((Islam tidak mengenal relaksasi dg mengosongkan pikiran. Ingat Allaah maka hati akan menjadi tenang!)
2. Lampiaskan dg hal yg positif:
   - olahraga (bela diri)
   - cuci baju
   (((mengalihkan energi negatif ke hal yg lebih "aman" dan manfaat)))
3. Tuliskan
   (((sbg pelampiasan atau pengingat saat kita sudah lebih tenang, bisa dikomunikasikan ke orang lain)))
4. Sugesti
   - waktu terbaik adalah awal dan akhir hari: bangun tidur (bertekad) dan akan tidur (introspeksi)
   (((Bilang pd diri kita sendiri, "Kita adalah orang yg sabar. Hari ini kita lebih sabar daripada kemarin.")))
   "Hari ini aku telah berubah jadi lebih baik."
   "Hari ini aku berbicara lembut kepada anak."
   Siapa lagi yg akan percaya kalo kita sabar selain diri kita sendiri?

Jadi sabar memang sulit, butuh effort, tapi bukan berarti tidak mungkin.
#bengkeldiri

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3