Manajemen Konflik Rumah Tangga

Risiko tinggi konflik bagi rumah tangga yang:
1. Pernikahan yang membawa setumpuk PR dari awal (menikah terpaksa/MBA, menikah dg orang yg kurang sholih, menikah untuk relasi)
2. Masalah finansial tidak terbuka
3. Tidak paham dg kewajiban suami istri
4. Keran komunikasi yg macet
5. Hilangnya romansa dlm pernikahan (kebutuhan seksual)

Konflik tidak bisa dihindari 100%, melainkan harus dimanaje.
Upaya preventif:
1. kesepakatan jika suatu saat ada konflik, mau berbuat apa
2. Perbarui niat
3. Perlancar keran komunikasi

Tips manajemen konflik:
1. Redam emosi dalam2

Abu Darda' pernah berkonflik dg istrinya. Prinsip: kalau suami marah, istri membuatnya ridho. Ketika istri marah, suami membuatnya ridho. Jadi, saling mengalah.

Jangan terlalu reaktif. Berpikir agar mendapat solusi.

2. Melaksanakan road map yg disepakati
Misal: meredam emosi, meminta bantuan pihak penengah yg adil

3. Pahami bahwa suami-istri adl tim yg sama2 mencari solusi, bukan mencari siapa yg salah-benar, kalah-menang.
4. Jangan pernah menampakkan konflik di depan anak2. Jangan pernah menjelek2kan pasangan di depan anak, krna nanti anak akan hilang respek.

Manajemen Pasca Konflik
1. Minta maaf dan memaafkan
2. Tidak perlu mengingat2 dan mengungkit konflik
3. Fokus melihat sisi kebaikan pasangan
4. Bersifat positif
5. Jangan bongkar aib konflik ke orang lain


Comments

Popular posts from this blog

Kelas Finansial: Kesan Pertama

#NHW1: Belajar di Universitas Kehidupan

Bintang di antara Bintang - Hari 3